Iklan

header ads

Bupati Gunungkidul Bersama Pengurus Cabang Perkumpulan Senior (PCPS) GMKI Yogyakarta,Adakan Diskusi UMKM Gunungkidul , Dari Dapur Tradisional ke Panggung Global


GUNUNGKIDUL - Pengurus Cabang Perkumpulan Senior GMKI Yogyakarta mengadakan diskusi kelompok terbatas tahun 2025 bersama Bupati Gunungkidul Endah Subekti Kuntariningsih. Dengan membahas penguatan UMKM Gunungkidul menuju Gunungkidul Handayani, kegiatan ini berlangsung di Resto&Homestay Taman Lumbung, Kalurahan Wiladeg, Kapanewon Karangmojo pada,Jumat(12/09/2025)

Pada kegiatan ini dihadiri langsung oleh, Bupati Gunungkidul Endah Subekti Kuntariningsih, Pristanto Silalahi dari Dosen Ekonomi ATMA JAYA Yogyakarta, Sunyoto SH. ketua PHRI Gunungkidul serta pelaku UMKM setempat. Dalam periode 2025-2029,arah kebijakan pembangunan ekonomi Gunungkidul , berorientasi pada optimalisasi produktivitas ekonomi sektor strategis menegenai dari sektor pertanian, perikanan, kelautan, Industri pengolahan dan UMKM melalui sektor pariwisata dan ekonomi kreatif. 

Oleh karena itu program prioritas Bupati Gunungkidul memicu dalam meningkatkan kemandirian ekonomi daerah berbasis potensi sumberdaya lokal dan investasi ramah lingkungan,yang didukung infrastruktur berkualitas melalui: Peningkatan aksesibilitas dan kualitas insfratruktur jalan, penerangan jalan,air bersih, telekomunikasi, dan listrik untuk mendukung kualitas kehidupan warga dan berkembang nya kemandirian perekonomian rakyat.

Dalam sambutannya Bupati Gunungkidul Endah Subekti Kuntariningsih menyampaikan, mempromosikan potensi sumberdaya lokal kepada investor lokal dan nasional, untuk membangun perekonomian daerah khususnya pada sektor unggulan daerah. Dengan menata proses perizinan yang menjadi kewenangan pemerintah daerah agar mudah, transparan, murah dan tepat waktu sebagaimana daya tarik bagi investasi. Pemberian insentif dan kemudahan untuk investasi yang ramah lingkungan, peningkatan kapasitas fiskal daerah melalui Peningkatan tata kelola perpajakan dan retribusi daerah, pembinaan BUMD, serta optimalisasi aset daerah.


"Bersama rakyat yang berdaya, menjadikan Gunungkidul mandiri,dan bermartabat di panggung dunia," ucapnya.

Endah menambahkan,pemberdayaan UMKM dan Koperasi didukung peningkatan kapasitas SDM,dengan akses pasar, kredit serta infrastruktur, menjadikan kunci penguatan ekonomi rakyat. Menurutnya, dengan langkah ini sektor unggulan dan pariwisata berbasis masyarakat diharapkan mampu tumbuh berkembang dan berdaya saing tinggi ke seluruh dunia.

Salah satu dosen dari Universitas ATMA JAYA Yogyakarta ,Pristanto Silalahi, S.E.,M.S.E menyampaikan bahwa untuk pengembangan UMKM daerah yakni dengan  landasan belajar mengenai teoretis pertumbuhan ekonomi mengubah produk tradisional menjadi pemasaran secara global. Memperkenalkan produk-produk lokal dengan berpacu ke pemasaran global akan berpengaruh terhadap perkembangan dan memperluas kualitas SDM UMKM daerah itu sendiri.

Dari sisi teori, Pristanto Silalahi, dosen ekonomi Atma Jaya, menambahkan perspektif akademis. Menurutnya, UMKM perlu belajar mengubah produk tradisional menjadi bernilai global. 

“Ketika produk lokal dipasarkan ke luar negeri, itu bukan hanya soal dagang. Itu juga cara kita memperkaya kualitas SDM,“ jelasnya.

Namun di balik gagasan besar itu, ada kisah sederhana seperti yang diceritakan Sunyoto SH., Ketua PHRI Gunungkidul. Ia menunjuk sego berkat sebagai contoh bagaimana tradisi bisa membuka peluang ekonomi. 

“Makanan ini lahir dari budaya syukuran. Kini kita bisa menjadikannya identitas kuliner Gunungkidul yang layak dipromosikan ke dunia,” tuturnya sambil tersenyum.


Adapun sego berkat sendiri merupakan makanan yang cukup legend bagi warga Gunungkidul. Penyajiannya yang dibungkus menggunakan daun jati dengan berisikan suwiran daging sapi, oseng tempe, abon kelapa dan juga mie bihun merupakan salah satu makanan yang populer di Gunungkidul.

Bagi pelaku UMKM, harapan itu terasa nyata. Dari dapur-dapur kecil, dari olahan tangan yang setia menjaga resep keluarga, mereka membayangkan produknya suatu hari bisa dikenal hingga mancanegara.

Diskusi di Karangmojo itu mungkin hanya berlangsung beberapa jam, namun menyisakan semangat panjang bahwa Gunungkidul tidak kekurangan ide, hanya butuh keberanian untuk membawa kekayaan lokalnya melangkah lebih jauh.

Posting Komentar

0 Komentar