Warta Dhaksinarga - Ujicoba pedestrian Malioboro tanpa kendaraan bermotor memasuki hari ketiga, Kamis (5/11). Berbagai masukan datang dari masyarakat dan pegiat ekonomi di kawasan pusat Kota Yogyakarta ini. Wakil Ketua DPRD DIY, Huda Tri Yudiana meninjau secara langsung kondisi Malioboro, Kamis (5/11). Huda secara spontan bertanya pada beberapa orang baik pedagang, wisatawan maupun elemen masyarakat lain yang ada di Malioboro.
Slamet Sugianto, salah satu pedagang di toko kawasan pedestrian sisi barat Malioboro mengaku sejak diberlakukan penutupan dari kendaraan non bermotor sejak tiga hari terakhir, kondisi tokonya menjadi sepi pengunjung. Menurut dia, pemerintah harus benar-benar memahami kondisi tak hanya dari sisi sosial ekonomi saja, namun juga cuaca dan alam Yogyakarta. “Kalau kita itu kan punya iklim tropis, panas kalau siang hari cuaca terik begini ya mana ada orang yang mau jalan-jalan. Mungkin itu jadi pertimbangan yang harus diperhatikan,” ungkapnya ketika berbincang dengan Huda di depan tokonya.
Slamet memberi saran, paling tidak penerapan tanpa kendaraan bermotor di Malioboro dilaksanakan mulai sore hingga malam hari. “Kalau menurut saya alangkah lebih baik jika jam non kendaraan bermotor di Malioboro dilaksanakan sore hari sampai tengah malam. Nanti pada pagi hari masih ada orang yang lewat dan pedagang bisa mendroping barang,” imbuh pria yang juga tinggal di Malioboro ini.
Bagi pedagang yang juga warga Malioboro, penerapan bebas kendaraan bermotor dirasa juga cukup menyulitkan. Warga yang hendak kembali ke rumah tak bisa lagi mengakses Jalan Malioboro dan terpaksa jalan kaki. "Akses tempat parkir kendaran ini juga dikeluhkan oleh beberapa tetangga yang kediamannya bersatu dengan toko. Mereka kesulitan masuk, bahkan kemarin sempat ada tetangga yang tidak bisa jalan tetap diminta jalan oleh petugas karena kendaraan tidak boleh masuk,” imbuhnya.
Huda sendiri pada wartawan mengatakan telah mencatat seluruh masukan dari warga masyarakat yang ditemui di Malioboro. "Beberapa catatan dirasa sangat penting yakni penyediaan ruang parkir yang dekat dengan Malioboro serta kemudahan rekayasa lalu-lintas di seputar Malioboro. “Tadi ada yang meminta sistem parkirnya lebih dekat ke Malioboro, lalu penambahan jalur lalu-lintas yang tidak memutar terlalu jauh. Namun memang tadi kami berbincang dengan wisatawan, konsep pedestrian ini menurut mereka sangat menarik, namun itu dia, bagi pedagang malah merugi. Ini yang harus dievaluasi kalau bisa wisatawan nyaman tapi ekonomi juga berjalan baik,” ungkapnya. (Red/kr)
0 Komentar