Iklan

header ads

KUNJUNGI RUMAH DUKA KORBAN TENGGELAM SISWA SD DI SUNGAI KAMAL,DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN GUNUNGKIDUL WUJUDKAN KEPEDULIAN DAN KEMANUSIAAN



GUNUNGKIDUL - Kepala Dinas Pendidikan (Disdik) Gunungkidul Nunuk Setyowati, mengunjungi rumah keluarga GS (8) siswa SD Negeri Kamal yang menjadi korban meninggal, akibat tenggelam saat mengikuti kegiatan Pramuka di sekitar aliran sungai Kamal. Didampingi oleh Sekdin dan juga kepala bidang SD, Nunuk menyampaikan belasungkawa mendalam terhadap keluarga korban.

"Hari ini kami berkunjung ke rumah siswa yang menjadi korban tenggelam, kami baru bisa  mendatangi rumah duka  untuk takziah,"ucap Nunuk kepada wartawan Kamis (16/10/2025).

Diberitakan sebelumnya, Rabu Kliwon (15/10/2025) malam. Suasana di Padukuhan Kamal, Kalurahan Wunung, Kapanewon Wonosari, mendadak berubah mencekam dan sakral. Lampu-lampu senter warga menyorot ke permukaan air Sungai Kamal, tempat tubuh kecil seorang bocah ditemukannya tak bernyawa.

‎Berawal dari peristiwa itu, saat teman-temannya sudah kembali ke sekolah dan bersiap untuk pulang GS tidak ada setelah diabsen melalui daftar hadir. Kekhawatiran itu pun muncul di rombongan guru-guru yang lain. Guru dan beberapa warga kemudian melakukan pencarian menyusuri tepi sungai. Hingga sore harinya, pencarian tak membawakan hasil. Warga belum juga menemukan keberadaan GS, bahkan sudah memanggil-manggil namun tak juga ada jawaban.

Kekhawatiran serta kepanikan itu pun timbul di warga masyarakat yang lain. Malam hari selepas magrib mereka terus mencari keberadaan GS, melakukan penyisiran aliran sungai secara teliti. Pada pukul 20.05 WIB GS pun telah ditemukan dalam kondisi tak bernyawa. Jasadnya mengapung tak jauh dari lokasi ia berkegiatan.

Supriyadi dan istrinya, Dewi Cahya Putri, berdiri lemas di tepi sungai. Mereka tak pernah menyangka, kegiatan sekolah yang diikuti putra sulung mereka, GS, justru akan menjadi akhir dari hidup anak yang baru berusia 10 tahun itu.Penemuan GS dalam kondisi tak bernyawa sontak membuat warga histeris. Warga dengan penuh kehati-hatian langsung melakukan evakuasi jasad GS dan membawanya ke RSUD Wonosari. Setelah dilakukan pemeriksaan oleh tim medis GS meninggal dunia karena tenggelam.

Atas musibah yang tetjadi, Kepala Sekolahdan pembina pramuka SD N Kamal langsung menghadap Kepala Dinas Pendidikan untuk memberikan keterangan apa yang sebenarnya terjadi. Berdasarkan informasi yang beredar kegiatan Pramuka disekitar aliran sungai itu tanpa sepengetahuan orang tua siswa.

"Tadi kepala kekolah juga sudah menghadap dan kami akan lakukan pembinaan terhadap kepala sekolah,pembina pramuka,"tegas Nunuk.


Sekertaris Disdik Kabupaten Gunungkidul Agus Subariyanta, S.T. mengatakan, pihaknya yang telah mendapati informasi mengenai kejadian itu. Ia turut prihatin atas kejadian yang menimpa anak SD meninggal akibat tenggelam di sungai serta mengucapkan belasungkawa sedalam-dalamnya kepada keluarga korban.

"kami turut prihatin, serta ikut bela sungkawa yang sedalam-dalamnya, juga ikut memohonkan maaf pihak sekolah yang bersangkutan kepada keluarga, korban,"ujar Agus saat ditemui awak media pada,Kamis (16/10/2025).

Agus menegaskan, dalam perencanaan Pramuka harusnya dilakukan secara komprehensif untuk memastikan tujuan dari Pramuka tercapai dan menghindari adanya hal-hal yang tidak diinginkan.

“Terutama pengawasan terhadap kegiatan ini, jangan dibiarkan anak-anak lepas dari pengawasan dan memastikan bahwa tempat yang dikunjungi tidak beresiko,” ucapnya.

Jika ada guru pendamping yang tidak cukup paham tentang daerah lokasi yang akan dijadikan sebagai tempat tujuan, maka menurutnya perlu untuk menggunakan tenaga profesional atas pemahaman lokasi.

Lebih lanjut, bukan hanya soal pengawasan, tetapi hal-hal teknis seperti memilih lokasi tempat juga penting untuk diperhatikan dan diantisipasi, jangan sampai hal semacam itu diabaikan.

“Misalnya mulai dari lokasi, resiko seperti apa, kapasitas untuk anak kelas bawah terjamin keamanannya atau tidak,hal ini perlu untuk diperhatikan ,” ucapnya.

Selain itu, Nunuk juga telah memberikan instruksi kepada semua sekolah terkait ekstrakulikuler Pramuka. Salah satunya menyesuaikan kegiatan menurut tingkatannya.

"Kegiatan Pramuka harus memperhatikan kegiatan prasiaga ada, penggalang apa. Jadi harus menyesuaikan kemampuan, manajemen risikonya kalau berkegiatan Pramuka," ujarnya.

Ia berharap setelah kejadian memilukan tersebut, menegaskan agar sekolah-sekolah banyak belajar untuk menyiapkan dan mengawasi lebih baik lagi dalam setiap program outing atau pembelajaran di luar sekolah.

"Kegiatan pramuka ini, seperti pengenalan tanaman dan tumbuhan obat, kami menegaskan kepada pihak sekolah Perlu untuk lebih berhati-hati lagi. Kegiatan semacam outing diperbolehkan karena sudah tercantum di kurikulum yang telah ditetapkan, akan tetapi kedisiplinan dan tanggung jawab serta fasilitas yang disediakan juga harus mewadahi, sehingga anak-anak selamat dari kemungkinan mendapatkan musibah.Kami berharap pengalaman musibah itu jangan sampai terulang lagi,” pungkasnya.


Posting Komentar

0 Komentar