GUNUNGKIDUL - Suasana Pantai Sanglen berubah mencekam setelah beberapa warung/kios warga untuk mencari nafkah berjualan di pantai dirobohkan dan dirusak oleh oknum tak dikenal, kejadian ini terjadi pagi pukul 09.54 wib di sekitaran warung/kios pantai Sanglen Kalurahan Kemadang pada, Selasa(29/07/2025.
Selain warung/kios yang dirusak oknum tersebut diketahui juga merusak banner bergambar HB IX,menurut informasi warga diduga kejadian ini adalah teror atau tindakan intimidasi kepada warga oleh Kraton, sebagaimana dibuktikan mengingat surat ancaman hari penggusuran yang ditujukan kepada warga tertanggal 28 Juli 2028.
Didapati juga tulisan yang bertuliskan "gelem bongkar ora" dan " bongkaren iki selanjute" pada puing-puing bangunan.Warga juga menemukan asbes bolong akibat lemparan batu yang dilakukan oknum perusak tersebut dari atas tebing dan beberapa bangunan lainya yang ikut dirusak,temuan tersebut mengindikasikan teror dan intimidasi karena ditemu yang berisikan tulisan-tulisan intimidasi menyuruh warga untuk membongkar warung-warung yang dibuat warga dengan jerih payahnya.
Salah satu warga menyampaikan, bahwa mereka tak menyangka, kawasan yang selama ini mereka rawat dan gunakan untuk mencari nafkah justru menjadi lokasi perusakan yang mengarah pada teror.Temuan ini membuat resah para warga pemilik warung/kios dan juga warga penduduk kawasan Pantai Sanglen.
“Saya melihat bangunan saya sudah hancur berantakan,atap bolong, asbes hancur. Dan ada tulisan yang isinya menyuruh kami untuk membongkar bangunan yang saya bangun dengan jerih payah sendiri ,” ujar salah satu warga pedagang sekaligus warga Kalurahan Kemadang.
Ia meyakini ini bukan karena angin semata,diketahui sebelumnya sempat terjadi cuaca buruk di kawasan pantai tersebut.Hal ini murni ulah tindakan oknum yang tidak bertanggung jawab,mengintimidasi dengan cara yang tidak patut. Terlebihnya dia mengaku telah merapikan bangunan beberapa hari sebelumnya dan setelahnya dirusak. Dari kejadian yang membuat resah warga tersebut, tindakan yang tidak berkemanusiaan ini harus segera dihentikan.
0 Komentar