Warta Dhaksinarga - Launching dan Bedah Buku dari Penulis Rifky Praptama yang berjudul 100 Ide untuk Gunungkidul bersama para narasumber dan turut hadir pula para mahasiswa untuk berpatisipasi dalam launcing dan bedah buku Sabtu (28/10). Para pembicara atau narasumber dihadiri oleh Murtada, Dr. Drs Djurniawan Karna Djaja, Vita Krisnadewi, Pramuji Raharja, Dr. Drs.H. Immawan Wahyudi, M.H dan, Lekso Jumeno (budayawan). Launching ini bertempat di Gedung Universitas Gunungkidul (UGK) kampus 2 lantai 3.
Rifky Praptama salah seorang Putra Handayani yang telah menjadi contoh yang baik,di tempat kelahiran sendiri beliau terpanggil dengan 100 ide atau narasi ide di Gunungkidul. “Perjalanan saya dalam menulis buku ini saat masih di perantauan, jadi segala masa masa di perantauan kenapa bisa merantau ini bagian dari segala kegelisahan saya, kemudian kurang lebih dari 2 tahun saya sudah mulai menulis ide ini berdasarkan dari hasil obrolan teman-teman“, kata Rifky Praptama.
“Jadi memang jujur tidak 100% ide ini tercurahkan dalam pikiran saya tapi ini adalah dari bahan diskusi ke kelompok-kelompok lain dari teman-teman yang lain dan ahirnya kita coba tuangkan buku ini. Dan memang kita kejar untuk tanggal 28 oktober 2023 ini dilaunching dan disebarkan di publik dan insyallah seluruh masyarakat Gunungkidul bisa mengakses juga dalam melalui digitalnya di RifkyPraptama.net“, lanjut Rifky.
Di Web Rifkypraptana.net setiap harinya ada updatetan tentang ide-ide dan kurang lebih 2 sampai 3 bulan ini adalah penyempurnaan dan ahirnya buku ini dapat kami cetak. Yang paling terpenting dalam buku ini kami mengajak para generasi muda di Gunungkidul bahwa kita harus bermimpi, berani harus memajukan tata kelahiran kita, memajukan tempat kelahiran kita, bermimimpi lebih tinggi harus mewujudkanya. “Jadi 7 sektor yang saya tuangkan dalam buku ini dan nantinya untuk menjadi modal yang sangat berharga untuk nanti menjadi bahan diskusi bersama serta mewujudkanya dalam realita,“ tambah Rifky.
Menurutnya lunching bedah buku ini adalah salah satu bentuk menyebarluaskan kepada generasi muda serta seluruh masyarakat Gunungkidul sebagai ide-ide diskusi bersama dan mewujudkan mimpi untuk Gunungkidul menjadi lebih maju dan berbudaya. Narasumber terakhir Lekso Jumeno (budayawan) mengatakan kita perlu mengartikulasikan kegiatan seni budaya dan agama menjadi berpaduan dalam adat istiadat seni tradisi budaya untuk tetap mencintai dan melestarikan mengedepankan adat dan tradisi setiap masing-masih wilayah di Gunungkidul sekaligus menjadi generasi muda penerus yang mencintai budaya dalam bagian dari makna filosofi, Budaya di gunungkidul tidak boleh usang termakan umur. “Jadi generasi muda harus mencitai budaya, adat, seni, tradisi di Gunungkidul untuk bersama-sama dalam melestarikan dan nemajukan budaya Gunungkidul,” ujarnya. (Red/Annas)
0 Komentar